Ego depletion adalah istilah yang muncul setelah Roy Baumeister dan koleganya menerbitkan sebuah paper berjudul "Ego depletion: Is the active self a limited resource?" pada tahun 1998. Paper tersebut mendapat banyak perhatian, lebih 6,200 kali dikutip dan menjadi banyak bahan penelitian meta analisis. Banyak ilmuan psikologi yang lantas berbondong-bondong menguji coba teori tersebut.
"The core idea behind ego depletion is that the self's acts of vilition draw on some limited resource, akin to strength or energy and that, therefore, one act of vilition will habe a detrimental impact on subsequent volition (Inti gagasan dibalik ego depletion adalah bahwa tindakan yang berdasarkan keinginan diri menggunakan sumber daya yang (sifatnya) terbatas, mirip dengan kekuatan atau energi, oleh karena itu, melakukan satu tindakan atas keinginan diri akan berdampak merugikan pada keinginan berikutnya) (Baumeister.,dkk, 1998).
Baca Juga : Apakah Kamu Anak "Scapegoat" Dalam Keluarga?
PENGERTIAN
Ego depletion diasumsikan bahwa ketika seseorang mengerahkan kemampuan dirinya untuk melakukan hal tertentu, maka seseorang akan cenderung kehilangan kemampuan dirinya untuk melakukan hal lain. Baumeister (1998) menjelaskan bahwa ego depletion mengacu pada penurunan sementara kapasitas atau kemampuan diri untuk terlibat dalam tindakan yang diinginkan (termasuk mengendalikan lingkungan, mengendalikan diri, membuat keputusan, dan menginisiasi tindakan) yang disebabkan oleh keinginan yang telah dilakukan sebelumnya.
KONSEP
Ego depleton muncul berdasarkan teori Freud tentang ego dan superego. Ego adalah bagian dari jiwa yang harus diselaraskan dengan realita dunia luar. Seorang pria berjalan di trotoar, ia didorong oleh id-nya untuk pergi ke toko bangunan untuk membeli peralatan bertukang, namun oleh superego-nya menginginkan pergi ke rumah ibadah, pada akhirnya ego lah yang perlu menggunakan "energi"nya untuk membuat keputusan.
Dalam paper yang diterbitkan Baumeister, ia menyebut bahwa Freud juga tampaknya percaya bahwa ego perlu menggunakan energi untuk membuat sebuah keputusan. Freud menyukai analoginya tentang kuda dan penunggang (ego), karena walau penunggang bertanggung jawab atas kemudi kudanya, kadang ia tidak dapat mencegah kuda tersebut hendak bergerak kemana. Ia tidak dapat menjelaskan dengan gamblang dari mana energi ego berasal, namun berdasar nilai konseptual ia percaya bahwa ego beroprasi berdasakan sifat energi (bisa berkurang). Baumeister mengambil konsep energi ini dan melakukan 4 eksperimen untuk membuktikan adanya istilah "ego depletion".
CONTOH
Elliot T Berkman Ph.D. dalam artikel ilmiahnya yang berjudul "The Last Thing You Need to Know About Ego Depletion." ia memberikan ilustrasi mengenai ego depletion, "Jika kamu telah bekerja keras seharian guna menahan diri agar tidak memakan coklat karena sedang diet, kamu akan kehilangan kendali pada malam harinya." sama seperti yang sering diucap oleh "pakar" diet dan mengklaim bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh adanya ego depletion. Padahal, pernyataan tersebut tidak didukung oleh para ilmuan sains. Keinginan kuat, keinginan untuk bekerja keras didorong oleh adanya motivasi, dan motivasi tidak akan habis seperti bahan bakar didalam tangki motor. Motivasi bukan sebuah sumber terbatas. Ego depletion bertentangan dengan konsep motivasi, sehingga istilah ego depletion sebenarnya tidak pernah ada. 👇
KRITIK
Berkman menjelaskan pengalamannya saat menghadiri konferensi dan berbincang dengan beberapa ilmuan yang berfokus pada penelitian mengenai pengendalian diri (self control), dimana semua orang berusaha untuk menduplikasi eksperimen mengenai ego depletion di laboratorium dan tidak ada satupun yang berhasil. Publikasi mengenai duplikasi eksperimen yang mereka lakukan diterbitkan pada tahun 2004.
Martin Hagger dan koleganya menerbitkan sebuah meta analisis yang mendukung ego depletion pada tahun 2010. Namun, dalam pelitian tersebut didapatkan juga hasil bahwa seseorang dengan motivasi tinggi yang melakukan tugasnya, cenderungan tidak terpengaruh dengan ego depletion. Hasil tersebut membuat beberapa orang mengernyitkan alisnya. Jika pengendalian diri (self control) dalam konsep ego depletion dibatasi oleh sebuah sumber daya (energi), seharusnya seberapa banyak seseorang ingin menggunakan energinya tidak akan memunculkan perbedaan hasil dalam penelitian (konsistensi hasil penelitian).
Veronika Job's pada tahun 2010 mempublikasikan paper yang berjudul "Ego depletion-Is it all in your head?" dan membuktikan lewat empat penelitiannya bahwa ego depletion hanya terjadi pada orang-orang yang mempercayainya. Apabila seseorang berpikir bahwa kemauannya (willpower) habis karena penggunaan, maka hal itu akan terjadi. Jika seseorang berpikir bahwa ketekunannya memberikan energi, maka tidak ada ego depletion. Kekuatan dari keyakinan seseorang (person belieft) pada kemauan dirinya berhasil merusak premis ego depletion bahwa kemauan diri dibatasi oleh sumber tertentu (energi).
Berkman menjelaskan bahwa untuk beberapa alasan, para ilmuan seharusnya tahu lebih baik jika terdapat praktik penelitian yang masih dipertanyakan, adanya kegoyahan dalam penelitian, dan bahwa temuan empiris tersebut masih dinilai tidak cukup. Adanya konsep psikologis seperti kepercayaan (role of belief), insentif, motivasi, dan faktor psikologi lainnya seharusnya cukup untuk menolak konsep sumber daya (energi) terbatas pada ego depletion.
Sebagai bentuk penghargaan atas kredit penemuannya, beberapa ilmuan yang berkolaborasi dengan Baumeister yakni Kathleen Vohs dan Brandon Schmeichel mengakhiri perdebatan mengenai penelitian ini dengan melakukan penelitian kembali yang paling menyeluruh dan meyakinkan. Mereka menjelaskan seluruh prosedur, menjelaskan seluruh analisis data, adanya pemeriksaan para ahli dari 36 laboratorium dari seluruh dunia, dan mereka memiliki ilmuan independen untuk menganalisis data. HASILNYA?
"Engaging in self-control had no detectable effect on performance on a second self-control task."
Sumber :
Elliot T Berkman Ph.D. 2020. The Last Thing You Need to Know About Ego Depletion. Reviewed by Matt Huston. Psychology Today.
Roy F. Baumeister, Ellen Bratslavsky, Mark Muraven, and Dianne M. Tice. 1998. Ego Depletion: Is the Active Self a Limited Resource? Journal of Personality and Social Psychology, vol.74, No. 5, 1252-1265.
0 Comments
Say something about this post?