Pengertian
Seasonal Affective Disorder atau yang biasa disingkat SAD adalah gangguan mood yang terjadi di musim yang sama tiap tahunnya. SAD secara umum terjadi pada populasi dimana di daerah tersebut memiliki musim yang menyebabkan minimnya mendapat sinar matahari, khususnya pada akhir musim gugur menuju musim dingin, namun paada beberapa kasus SAD juga bisa terjadi pada musim semi dan musim panas. Para dewasa muda dan wanita diketahui lebih umum mengidap SAD. Gejala yang ditunjukkan pada penderita SAD diantaranya adalah berkurangnya fokus, munculnya rasa putus asa, depresi, menarik diri dari lingkungan sosial, dan rasa lelah yang berlebihan.
Seasonal Affective Disorder (SAD) diklasifikasikan kedalam kelas depresi yang berhubungan dengan perubahan iklim atau cuaca. SAD memiliki gejala yang mirip dengan model depresi lain, walau sebagian besar faktor penyebab dan akibat SAD belum ditemukan, namun beberapa hipotesis cukup membantu dalam menjelaskan gangguan ini. 5% dari orang dewasa di Amerika memiliki riwayat SAD.
Penyebab
SAD pada umumnya terjadi pada musim yang menyebabkan seseorang minim terkena cahaya matahari. Sinar matahari berpengaruh pada perubahan hormon tubuh, yakni hormon serotonin dan hormon melatonin. Minimnya sinar matahari pada musim dingin dan musim gugur diketahui mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan hormon serotonin, karena hormon ini bergantung pada ketersediaan vitamin D yang sumber utamanya adalah sinar matahari. Sebaliknya, hormon melatonin akan meningkat apabila kita kurang mendapat sinar matahari. Akibatnya, ritme sirkadian dalam tubuh terganggu, menyebabkan munculnya rasa rileks, lelah, dan mengantuk yang biasa dirasakan oleh tubuh pada malam hari, waktu dimana hormon melatonin normalnya meningkat. Terganggunya kerja kedua hormon ini berpengaruh pada regulasi mood seseorang, sehingga memungkinkan terjadinya Seasonal Affective Disorder (SAD) atau depresi musiman (seasonal depression).
Seseorang yang memiliki riwayat depresi ringan memungkinkan untuk mengidap SAD, karena riwayat depresi membuat tubuh seseorang mudah mengalami ketidakseimbangan dan flukturasi hormonal. Selain itu, penduduk negara yang terletak pada daerah tinggi contohnya Swedia, memiliki resiko lebih tinggi mengalami SAD dibanding penduduk negara yang terletak di daerah rendah, pun masyarakat yang hidup jauh dari garis equator.
Ciri-Ciri & Kriteria
Ciri-ciri dan gejala khas seseorang yang mengidap Seasonal Affective Disorder (SAD) yakni:
Kebanyakan pasien SAD tidak menunjukkan gejala yang khas, gejala yang dirasakan mirip dengan gejala depresi ringan seperti:
Munculnya perasaan sedih atau tertekan; Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas yang biasanya menyenangkan untuk dilakukan; Perubahan nafsu makan, adanya keinginan untuk mengkonsumsi korbahidrat dalam jumlah banyak, makan lebih sering; Perubahan pola tidur, tidur lebih banyak; Berkurangnya energi dan mudah lelah walau ada penambahan jumlah dan durasi tidur; Meningkatnya aktivitas fisik yang tidak bertujuan, seperti suka meremas tangan, mondar-mandir, menggoyangkan kaki, tidak bisa duduk diam; atau sebaliknya bergerak atau berbicara lambat; Merasa tidak berharga atau muncul rasa bersalah; Sulit untuk berpikir, fokus, atau membuat keputusan; Muncul pemikiran tentang kematian atau bunuh diriSAD yang terjadi di musim panas memiliki gejala yang berbeda dengan SAD pada musim gugur atau dingin. Gejala yang dirasakan yakni insomnia, penurunan berat badan, agitasi (merasa khawatir dan cemas), hilangnya nafsu makan, dan peningkatan iritabilitas (perasaan mudah emosi/marah).
Adanya kecenderungan untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri, sehingga pengidap SAD disarankan untuk melakukan rawat inap di musim dimana gejala SAD biasa muncul.
Berdasarakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM 5), seseorang didiagnosis mengidap depresi musiman (seasonal depression) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Disebut musiman (seasonal) apabila gejala depresi hanya muncul pada bulan-bulan tertentu dalam setahun dan gejala depresi yang dirasakan lebih parah dari yang umum dirasakan.
Indikasi untuk adanya kemungkinan depresi ialah apabila selama dua tahun berturut-turut seseorang didiagnosis SAD dan terhitung memiliki minimal dua episode SAD.
Episode depresi musiman harus melebihi jumlah episode depresi non-musiman. Adapun episode depresi yang sering dilaporkan yakni meningkatnya nafsu makan, terutama makanan dengan kandungan karbohidrat yang tinggi dan meningkatnya gejala insomnia.
Treatment dan Pengobatan
Berikut adalah cara-cara pengobatan utama pada pasien SAD:
Cognitive Behavior Therapy (CBT) seminggu sekali
Perawatan kesehatan tubuh pada umumnya, seperti menghentikan penggunaan obat-obatan terlarang, menghindari stress dan tidak mengurung diri. Berkunjung ke daerah yang lebih hangat pada musim dingin bisa mencegah munculnya gejala SAD.
Terapi cahaya, khususnya penggunaan blue light dapat membantu meningkatkan vitamin D pada tubuh, membantu memperbaiki ritme sirkadian tubuh sehingga dapat mengembalikan pola tidur normal, dan meringankan gejala depresi.
Terapi hormonal
Menggunakan antidepresan
Modifikasi diet
Olahraga
Meditasi
Sleep hygiene (memperbaiki pola tidur)
Dawn simulator
Electroconvulsive therapy (ECT)
Konsumsi vitamin D
Sumber : Munir, Sadaf., Abbas, Muhammad. 2022. Seasonal Depressive Disorder. StatPearls: National Library of Medicine (NIH). (www.ncbi.nlm.nih.gov); Torres, Felix. 2020. Seasonal Affective Disorder (SAD). American Psychiatric Association. (psychiatry.org)
0 Comments
Say something about this post?