Patahkan paradoks, beberapa penemuan terbaru menemukan alasan mengapa ketika seseorang yang mengalami patah hati kemudian mendengarkan lagu-lagu galau, justru membuatnya merasa lebih baik. Bagaimana bisa?
Lantunan lagu BCL - Kecewa, "Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini. Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada. Bahwa hatiku kecewa" atau Lovarian - Perpisahan Termanis, "Jadikan ini perpisahan yang termanis. Yang indah dalam hidupmu sepanjang waktu. Semua berakhir, tanpa dendam dalam hati. Maafkan semua salahku yang mungkin menyakitimu." tiap liriknya seakan berhasil menggambarkan perasaan yang tidak bisa diungkap oleh hati.
Selama ini kita mengetahui bahwa mendengarkan lagu galau bisa membuat perasaan menjadi lebih baik, kembali bersemangat bahkan dikatakan dapat meningkatkan empati dalam diri seseorang hanyalah terdengar seperti paradoks, namun nyatanya hal tersebut tidak sepenuhnya salah.
Sebuah studi terbaru dari German menemukan bahwa mendengarkan lagu galau berpengaruh pada rasa empati, rasa iba, dan keinginan untuk selalu dekat dengan orang lain. Hal tersebut membantu seseorang untuk mengalihkan fokus patah hatinya dan justru menumbuhkan rasa kasih dan tergerak hatinya untuk menolong orang lain. Sebuah eksperimen dari University of Kent juga menemukan bahwa mendengarkan musik sedih setelah mengalami situasi yang menyedihkan dapat meningkatkan mood mereka, dibanding ketika seseorang mendengarkan musik sedih tanpa alasan atau tanpa memikirkan situasi sedih apapun dimana anak muda sekarang menyebutnya sebagai "tetaplah galau, walau tidak ada yang menyakiti."
Patah hati memang pengalaman tidak mengenakan yang membuat kita berharap tidak akan mengalaminya lagi, namun ternyata efek patah hati tidak semuanya buruk. Melawan situasi menyedihkan, menerima kenyataan yang ada, nyatanya dapat membuat seseorang bertumbuh. Sebuah studi oleh Ohio State menemukan bahwa ketika seseorang kembali fokus pada kekuatan yang ia punya, ia dapat menyingkirkan perasaan negatif dan perasaan sedih.
UC Berkeley's Greater Good Science Center, mengemukakan hal yang dapat membantu mengatasi patah hati, yakni
- Melangkahlah keluar dari lingkup diri. Apa maksudnya? Yakni, melihat diri sendiri dalam konteks yang lebih luas, seperti cerita "ongoing" yang tidak berhenti walau satu hubungan antara 2 tokoh sudah berakhir, toh kita bisa membuat hubungan yang baru, menambahkan tokoh yang lain atau beralih genre menjadi lebih menarik dan menantang, horror mungkin? Setiap orang perlu menyadari bahwa banyak takdir baik yang mungkin terjadi apabila seseorang berani untuk menantang keluar dari batasan diri yang ia buat sendiri.
- Membentuk koneksi yang positif dengan orang lain dapat membantu mengurangi stress ketika patah hati. Tidak harus muluk-muluk sampai mengikuti sebuah komunitas tertentu, bisa dimulai dengan lebih mengakrabkan diri dengan teman yang ada sekarang, atau menghubungi kembali teman lama, atau mendekatkan diri dengan keluarga.
- Menemukan tujuan hidup, melalui melakukan sesuatu "diluar" pemecahkan masalah atau kebutuhan, seperti hobi baru, dapat meningkatkan kesejahteraan dan rasa untuk terlibat dalam urusan yang tidak selalu harus berfokus pada diri sendiri.
Referensi : LaBler, D. 2022. Why Listening to Sad Music Heals Your Broken Heart. Psychology Today.
0 Comments
Say something about this post?